Tuesday, February 13, 2018

Arti Mimpi Orang-Orang Beriman & Hindari Mimpi Buruk

Makna Mimpi Orang-Orang Beriman & Hindari Mimpi Buruk
Makna, Arti, Tafsir Mimpi Orang-Orang Beriman & Tips Mengindari Mimpi Buruk.

Mimpi adalah bunga tidur. Menurut psikiater Sigmund Freud, mimpi adalah jalan menuju alam bawah sadar. 

Menurutnya, makna aneh dalam mimpi (tafsir mimpi) dapat dijelaskan dan menjadi simbol mewakili konflik tertentu dalam hidup kita.

Jenis-jenis Mimpi

Tidak jarang mimpi itu menjadi kenyataan dan benar adanya. Menurut ahli-ahli ta’bir, mimpi ada tiga macam:
1. Mimpi Senang.

Peristiwa yang menggembirakan yang benar yang terjadi setelah bermimpi, dan ini tidak memerlukan penafsiran.
2. Mimpin Permainan Setan

Mimpi yang batil atau permainan setan yaitu mimpi yang tidak dapat dirinci atau diceritakan ulang secara detail oleh orang yang bermimpi.

Artinya, orang yang bermimpi itu tidak sanggup mengingat tertib atau jalan cerita mimpi itu. Mimpi seperti ini dianggap batil dan tidak mempunyai sebarang makna atau takwil.
3. Mimpi Keinginan nafsu. 

Nafsu ada tiga, yaitu nafsu mutmainnah, nafsu lawwamah, dan nafsu ammarah.

Mimpi seperti ini terjadi kerana pengaruh pikiran seseorang. Sesuatu yang dia lakukan atau dia hayalkan siang hari atau menjelang tidurnya selalu menjelma ketika tidurnya.

Rasulullah Saw bersabda:

"Mimpi itu ada tiga macam. Mimpi yang baik merupakan kabar gembira dari Allah. Mimpi yang menyedihkan berasal dari setan, dan mimpi yang datang dari obsesi seseorang. Jika salah seorang di antara kalian mimpi yang menyedihkan maka hendaklah dia bangun lalu shalat dan tidak menceritakannya pada orang lain” (HR Bukhari dan Muslim).

Makna Mimpi Orang Beriman

Menurut "Tafsir Mimpi" Imam Ibnu Sirin, pada prinsipnya mimpi yang baik itu bersumber dari aneka amal yang benar.

Dari mimpi yang baik itu muncullah aneka perintah, larangan, berita gambira, dan peringatan.

Mimpi yang baik merupakan sisa dan bagian dari kenabian, sebab ada nabi yang wahyunya berupa mimpi.

"Mimpi insan yang bertakwa merupakan informasi yang akan berlaku. Sedangkan mimpi insan yang tidak beriman merupakan berita yang disebarkan oleh syaitan," kata Ibnu Sirin.

Tafsir Mimpi Menurut Al-Qur`an dan As-Sunnah

Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah Saw bersabda:

“Jika masa semakin dekat, mimpi seorang Muslim nyaris tidak pernah dusta. Muslim yang paling benar mimpinya adalah yang paling jujur perkataannya. Mimpi seorang mukmin merupakan satu bagian dari 46 bagian kenabian. (Muttafaq 'Alaih).

"Mimpi ada tiga macam: mimpi yang baik sebagai berita gembira dari Allah ‘azza wa jalla, mimpi seorang muslim yang dialami oleh dirinya sendiri, dan mimpi sedih yang berasal dari setan. Jika salah seorang di antara kamu mengalami mimpi yang tidak disukai, janganlah menceritakannya kepada orang lain, bangunlah, kemudian solatlah.” (Muttafaq ‘alaih).

Dari ‘Ubadah ibnush-Shamit, ia bertanya kepada Rasulullah Saw tentang QS Yunus ayat 63-63 (Yaitu orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa. Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan dalam kehidupan di akhirat), Rasulullah menjawab:

“Sungguh kamu telah menanyakan sesuatu kepadaku yang belum pernah ditanyakan oleh seorang pun selainmu. Al-busyra ialah mimpi yang baik yang dialami oleh seseorang atau dianugerahkan Allah kepadanya.” (As-Silsilah ash-Shahihah).

Tips Menghindari Mimpi Buruk

Agar terhindari dari mimpi buruk atau mengerikan, kaum Muslim dianjurkan tidur dalam keadaan suci (punya wudhu), miring atau berbaring ke arah kanan, dan baca doa tidur.

Abu Dzar berkata, “Kekasihku (Muhammad saw.) memberikan tiga pesan kepadaku yang tidak pernah aku tinggalkan hingga mati. Yaitu, puasa tiga hari pada setiap bulan, dua rakaat shalat fajar, dan tidak tidur kecuali punya wudhu.” (HR Bukhari dan Muslim).

Tidur dengan berbaring ke sisi kanan tubuh dicontohkan Nabi Saw yang menyukai bagian kanan dalam segala hal. Diriwayatkan, beliau tidur pada sisi kanan tubuhnya seraya meletakkan tangan kanannya di bawah pipi kanan, lalu berdoa, “Ya Allah, lindungilah aku dari azab-Mu pada saat Engkau mengumpulkan hamba-hamba- Mu.” (HR Tirmidzi dan Abu Dawud).
          
Jika seseorang mengalami mimpi yang tidak disukai, disunnahkan melakukan hal-hal berikut ini:
  1. Mengubah posisi tidur
  2. Meludah ke kiri sebanyak tiga kali
  3. Memohon perlindungan kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk
  4. Bangun dan shalat
  5. Tidak menceritakan mimpinya kepada siapa pun.
Abu Sa’ad berkata, “Pelaku mimpi hendaknya memelihara etika yang perlu dipegang teguh dan memiliki batasan-batasan yang selayaknya tidak dilampaui. Demikian pula halnya dengan pentakwil.” Etika pelaku mimpi ialah, pertama, dia tidak menceritakan mimpinya kepada orang yang hasud sebagaimana dikatakan Ya’kub kepada Yusuf, “Ayahnya berkata, ‘Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudarasaudaramu, maka mereka akan membuat makar untuk membinasakanmu.’” (QS. Yusuf: 5)

Demikian ulasan ringkas tentang makna atau arti mimpin bagi orang beriman dan kiat menghindari mimpi buru dalam tidur.

Mari, ucapkan doa "bismika Allahumma ahya wa bismika amut" sebelum tidur. Semoga tidur kita berkah, bernilai ibadah, dan mendapatkan mimpi yang baik. Have a nice dream! Amin...! Wallahu a'lam bish-shawabi.*

Thursday, January 11, 2018

Jumat Berkah: Kapan Waktu Khusus Doa Dikabulkan di Hari Jumat?

Jumat Berkah
TANYA: Kapan Waktu Khusus Doa Dikabulkan di Hari Jumat? #JumatBerkah

JAWAB:  Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah Saw menyebut hari Jum’at lalu bersabda:

“Di hari jum’at itu terdapat satu waktu yang jika seseorang muslim melakukan shalat di dalamnya dan memohon sesuatu kepada Allah Ta’ala, niscaya permintaannya akan dikabulkan” Lalu beliau memberi isyarat dengan tangannya yang menunjukkan sedikitnya waktu itu" (HR. Bukhari & Muslim).

Kapan tepatnya waktu mustajab doa tersebut?

Setidaknya, Rasulullah menyebutkan dua waktu.  
  1. Dimulai dari duduknya imam di mimbar --atau saat waktu zhuhur tiba-- sampai pelaksanaan shalat Jum’at. 
  2. Dari terbit matahari hari Jumat hingga ba’da Ashar.

Dari Abu Burdah bin Abi Musa Al-Asy’ari r.a., ‘Abdullah bin ‘Umar r.a. berkata padanya:

Apakah engkau telah mendengar ayahmu meriwayatkan hadits dari Rasulullah sehubungan dengan waktu ijaabah pada hari jum’at? Lalu Abu Burdah mengatakan, “Aku mendengar Rasulullah bersabda, ‘Yaitu waktu antara duduknya imam sampai shalat dilaksanakan.’” (HR. Muslim).

Dari Jabir bin ‘Abdillah r.a., Nabi Saw bersabda: 

“Hari jum’at itu dua belas jam. Tidak ada seorang muslim pun yang memohon sesuatu kepada Allah dalam waktu tersebut, melainkan akan dikabulkan oleh Allah. Maka peganglah erat-erat (ingatlah bahwa) akhir dari waktu tersebut jatuh setelah ‘Ashar.(HR. Abu Dawud). Wallahu a’lam bis-shawabi.*

Saturday, December 16, 2017

Pengertian Dajal Menurut Islam

Pengertian Dajal Menurut Islam
Apa pengertian dajal (dajjal)? Dari berbagai literatur yang pernah kami telaah, secara bahasa “dajjal” (dajala) artinya menutupi, mengacaukan, membingungkan, juga manipulasi, yakni manipulasi kebenaran atau menyembunyikan kebenaran (fakta).
Jadi, dajjal adalah sebutan bagi orang yang suka berdusta, memanipulasi, menutupi kebenaran, atau melahirkan kebohongan dan kepalsuan.

Dengan pengertian demikian, betapa banyak dajal sekarang ini. Koruptor, pelaku pungli, penyebar berita bohong (hoax), begal, pembohong, semuanya termasuk dajal dalam pengertian di atas.

Dinamakan dajjal karena ia menutup kebenaran dengan kebatilan atau karena ia menutupi kekafirannya terhadap orang lain dengan kebohongan, kepalsuan, dan penipuan.

Ada juga pendapat, disebut dajjal karena ia tersebar dan menutupi seluruh muka bumi.

Menurut Al-Qurthubi dalam At-Tadzkirah, lafadz dajjal dipakai untuk 10 makna, di antaranya Kadzdzab (tukang dusta) dan Mumawwih (tukang tipu).

Para nabi telah memperingatkan akan keluarnya dajja. Rasulullah Saw menyebut kata “dajjal” dan bersabda: “Aku memperingatkan kalian darinya. Tidaklah ada seorang nabi kecuali pasti akan memperingatkan kaumnya tentang dajjal. Nuh a.s. telah memperingatkan kaumnya. Akan tetapi aku akan sampaikan kepada kalian satu ucapan yang belum disampaikan para nabi kepada kaumnya: Ketahuilah dia itu buta sebelah matanya, adapun Allah Swt tidaklah demikian.” (HR. Ahmad, Bukhari, dan Muslim).

Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah Saw bersabda: “Maukah aku sampaikan kepada kalian tentang dajjal yang telah disampaikan oleh para nabi kepada kaumnya? Dia buta sebelah matanya, membawa sesuatu seperti surga dan neraka. Yang dia katakan surga pada hakikatnya adalah neraka. Aku peringatkan kepada kalian sebagaimana Nabi Nuh a.s. memperingatkan kaumnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

“Dajjal dikejar oleh Nabi ‘Isa a.s. hingga mendapatkannya di Bab Ludd (satu negeri dekat Baitul Maqdis, Palestina). Beliau pun membunuhnya.” (HR. Muslim).  

Dalam literatur-literatur Ahli Sunnah, seperti Shahih Muslim dan Shahih Bukhâri, dajjal adalah orang yang memiliki sifat-sifat aneh sebagai berikut:
  • Mengklaim dirinya sebagai tuhan
  • Memiliki umur yang panjang
  • Senantiasa disertai oleh air dan api 
  • Mengobati orang-orang yang buta sehingga bisa melihat
  • Menyembuhkan penyakit buras

Wallahu a’lam.*

Hukum Muslim Mengucapkan Selamat Natal

Hukum Muslim Mengucapkan Selamat Natal
Hukum Umat Islam Mengucapkan Selamat Natal

Bagaimana hukumnya mengucapkan "Selamat Natal" kepada kawan dan relasi yang beragama Kristen? Mohon dijelaskan dan ditegaskan. Terima kasih.

JAWAB: Jumhur atau mayoritas (sebagian besar) ulama mengharamkan umat Islam mengucapkan Selamat Natal kepada kaum Kristen, tanpa bermaksud mengabaikan toleransi.

Umat Islam harus menghormatinya saja, sebagai sikap toleransi, tanpa mesti mengucapkan selamat.

Memang ada sebagian kecil ulama yang membolehkan Muslim mengucapkan selamat natal. Jadi, yang terkuat tentu yang mayoritas atau pendapat sebagian besar ulama, yakni tidak boleh (haram) mengucapkan Selamat Natal kepada kaum Kristen yang merayakannya.

Jadi, kita tidak usah mengucapkan Selamat Natal, cukup dengan menghormati keyakinan kaum Kristen itu, dengan cara tidak mengejek dan tidak mengganggu mereka, sebagai pelaksanaan konsep toleransi dalam Islam. (Lakum Dinukum waliya Diin).

Menurut Ijma’ ulama, mengucapkan selamat berarti menyetujui atau merestui ritual mereka yang jelas-jelas tidak sesuai dengan iman Islam. Islam tidak membenarkan ritual mereka, dan umat Islam wajib mengingkarinya.

Hari Natal adalah bagian dari prinsip-prinsip agama Nasrani (Kristen). Mereka meyakini, di hari inilah Yesus Kristus dilahirkan. Di dalam bahasa Inggris, disebut dengan Christmas. Christ berarti Kristus sedangkan Mas berarti masa atau kumpulan. Jadi bahwa pada hari itu banyak orang berkumpul mengingat / merayakan hari kelahiran Kristus. Kristus menurut keyakinan mereka adalah Allah yang mejelma.

Umat Islam tidak boleh menghadiri ritual mereka itu, juga tidak boleh memenuhi undangan mereka. Kami yakin, umat Kristen juga mengerti posisi umat Islam dalam hal ini.

Mengikuti acara Natal –juga Tahun Baru Masehi— dinilai para ulama telah melanggar aturan Islam, berdasarkan hadits:

"Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (hadits shahih, HR. Abu Daud)

Menurut  Ibn Taimiyah: “Menyerupai mereka di dalam sebagian hari-hari besar mereka mengandung konsekuensi timbulnya rasa senang di hati mereka atas kebatilan yang mereka lakukan, dan barangkali hal itu membuat mereka antusias untuk mencari-cari kesempatan (dalam kesempitan) dan mengihinakan kaum lemah (iman).”

Fatwa MUI tahun 1981 jelas mengharamkan umat Islam mengikuti upacara Natal. Disebutkan dalam fatwa tersebut:
(1) Mengikuti upacara Natal bersama bagi ummat Islam hukumya haram.
(2) Agar Ummat Islam tidak terjerumus kepada syubhat dan larangan Allah SWT dianjurkan untuk tidak mengikuti kegiatan-kegiatan Natal.

Untuk negara yang mayoritas non-Muslim (Kristen) seperti di Eropa, Lembaga Riset dan Fatwa Eropa membolehkan pengucapan selamat natal kepada kaum Kristen yang tidak memerangi kaum muslimin, khususnya dalam keadaan dimana kaum muslimin minoritas seperti di Barat.

Setelah memaparkan berbagai dalil, Lembaga ini memberikan kesimpulan sebagai berikut:

"Tidak dilarang bagi seorang muslim atau Markaz Islam memberikan selamat atas perayaan ini, baik dengan lisan maupun pengiriman kartu ucapan yang tidak menampilkan simbol mereka atau berbagai ungkapan keagamaan yang bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam seperti salib."

Demikian  Hukum Muslim Mengucapkan Selamat Natal. Intinya, mayoritas ulama menyatakan dilarang mengucapkan selamat natal.

Kita umat Islam cukup dengan menghormati saja, tanpa harus mengucapkankan selamat karena mengucapkan selamat dinilai sama dengan setuju dengan akidah mereka. Wallahu a'lam bish-shawabi.*

Hukum Merayakan Tahun Baru Masehi menurut Islam

Hukum Merayakan Malam Tahun Baru Masehi menurut Islam
Hukum Merayakan Malam Tahun Baru Masehi menurut Islam.

TANYA: Saya mau tanya nich, kalau ikut acara-acara Tahun Baru Masehi itu sebenarnya dibolehkan ngga oleh Islam dan gimana seharusnya kita menyingkapinya? Bagaiana hukum perayaan malam tahun baru masehi dalam Islam? Terima kasih.

JAWAB: Dalam Islam hanya ada dua hari raya, yaitu hari ‘Idul Fitri dan ‘Idul Adha. Selebihnya, tidak ada syariatnya sehingga sebagai muslim tidak ada kepentingan apa pun untuk merayakan Tahun Baru Masehi.

Lagi pula, tahun baru Masehi itu hari raya umat Kristiani yang masih satu paket dengan hari Natal. Makanya ungkapan mereka “Selamat Hari Natal dan Tahun Baru” (Merry Christmas and Happy New Year).

Jadi, biarkan dan hormati saja mereka yang merayakan, kita jangan ikut-ikutan, namun harus menghormati keyakinan mereka dan tidak boleh mengganggu.
Lakum Dinukum Waliyadin (untukmu agamamu dan untukku agamaku) dalam QS. Al-'Ashr menjadi pegangan umat Islam dalam hal toleransi agama.

Bagi orang Kristen yang mayoritas menghuni belahan benua Eropa, tahun baru masehi dikaitkan dengan kelahiran Yesus Kristus atau Isa al-Masih. Nama Masehi diambil dari kata Al Masih –gelar untuk Nabi Isa as. yang dianggap Tuhan oleh Umat Kristen.

Masa sebelum kelahiran Isa Al-Masih dinamakan masa Sebelum Masehi (BC = Before Christ).

Seorang muslim diharamkan mengikuti ritual agama selain Islam, termasuk ikut merayakan Natal dan Tahun Baru Masehi. 

Fatwa MUI tanggal 7 Maret 1981/ 1 Jumadil Awwal 1401 H menegaskan:  

"Mengikuti upacara Natal bersama bagi ummat islam hukumnya Haram. Agar umat Islam tidak terjerumus kepada syubhat dan larangan Allah SWT dianjurkan untuk tidak mengikuti kegitan-kegiatan Natal.”

Demikian Hukum Merayakan Tahun Baru Masehi. Wallahu a'lam bish-showabi.*

Wednesday, November 29, 2017

Buang Air Tidak Disiram - Adab Buang Air dalam Islam

Buang Air Tidak Disiram - Adab Buang Air dalam Islam
Aswb pak ustadz apa hukumnya bila seorang sudah buang air besar tapi gak disiram. Wslam. zulfikar nurcahyadi jkt.

JAWAB: Wa’alaikum salam wr. Wb.

Ia bukan Muslim yang baik karena Islam memerintahkan umatnya untuk menjaga kebersihan dan kesucian.

Ia bisa berdosa karena kelakuan joroknya itu mengganggu orang lain.

Syeikh Muhammad Sholih Al-Munajid menjelaskan Adab Buang Air atau Buang Hajat dalam Islam di laman Islam Tanya & Jawab sebagai berikut:

1-Tidak menghadap kiblat saat buang air besar atau kecil.

"Jika salah seorang dari kamu duduk untuk membuang hajatnya, janganlah ia menghadap atau membelakangi kiblat."
(HR Muslim)

2-Tidak menyentuh kemaluan dengan tangan kanan saat buang air kecil.

"Jika salah seorang dari kamu buang air kecil, janganlah ia menyentuh kemaluannya dan beristinja' dengan tangan kanan. Dan jangan pula ia bernafas dalam gelas (saat minum)." (HR Bukhari)

3-Janganlah ia menghilangkan najis dengan tangan kanan, namun gunakanlah tangan kiri.


"Jika salah seorang kamu membersihkan kotoran janganlah ia gunakan tangan kanannya." (HR Al-Bukhari)

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam menggunakan tangan kanannya untuk makan, minum, berwudhu', memakai pakaian, memberi dan menerima. Dan menggunakan tangan kirinya untuk selain itu. (HR Ahmad, Shahih Al-Jami')

"Jika salah seorang dari kamu beristinja' maka janganlah ia gunakan tangan kanan, hendaklah ia gunakan tangan kirinya." (HR Ibnu Majah)

4-Berusaha duduk serendah mungkin saat membuang hajat. 


Cara seperti itulah yang lebih menutupi aurat dan lebih aman dari percikan air seni yang dapat mengotori badan dan pakaiannya. Dan boleh membuang hajat sambil berdiri jika aman dari percikan air seni.

5-Menutup diri dari pandangan orang saat buang hajat.

Penghalang yang paling sering digunakan Rasulullah Saw ketika buang hajat adalah dinding atau pagar kebun kurma (yakni dibalik tanah tinggi atau dinding kebun kurma) (HR Muslim)

Jika seorang muslim berada di tanah lapang lalu terdesak buang hajat sementara ia tidak menemukan sesuatu sebagai penghalang, hendaklah ia menjauh dari orang lain.

"Ketika saya menyertai Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dalam sebuah lawatan, beliau terdesak buang hajat. Beliaupun menjauh dari tepi jalan." (HR  Tirmidzi)

Abdurrahman bin Abi Quraad meriwayatkan: "Saya pernah menyertai Rasulullah ke sebuah padang luas. Jika beliau hendak buang hajat maka beliau akan pergi menjauh." (HR  Nasa'i)

6-Tidak membuka auratnya kecuali setelah tiba di tempat buang air.

"Apabila Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam hendak buang hajat, beliau tidak akan menyingkap pakaiannya hingga tiba di tempat buang air." (HR Tirmidzi)

Jika ia buang air di WC, janganlah ia menyingkap pakaiannya kecuali setelah mengunci pintu WC dan tersembunyi dari pandangan orang lain.

7-Membaca doa ketika masuk ke dalam WC:

"Bismillah, Allahumma inni a'uudzubika minal khubtsi wal khabaaits"
Artinya: Dengan menyebut nama Allah, Yaa Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari segala gangguan setan laki-laki maupun perempuan.
Ketika keluar dari WC kita dianjurkan meminta ampun kepada Allah dengan mengucapkan: 'Ghufraanaka' (artinya: "Aku meminta ampun kepada-Mu!").

8-Bersungguh-sungguh menghilangkan najis setelah selesai buang hajat.

Rasulullah Saw memberi peringatan keras terhadap orang-orang yang menganggap remeh perkara bersuci ini.

"Mayoritas siksa kubur itu akibat tidak membersihkan air seni" (HR Ibnu Majah)

Diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas Radhiyallahu 'Anhu bahwa ia bercerita: "Suatu kali Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam melewati dua kuburan lalu berkata:

"Sesungguhnya kedua penghuni kubur ini sedang disiksa, bukanlah karena kesalahan yang besar. Salah seorang dari keduanya karena tidak beristinja' setelah buang air, dan satunya lagi berjalan ke sana kemari menyebar namimah (mengadu domba)." (HR Bukhari)

9-Hendaklah mencuci kemaluan atau dubur sekurang-kurangnya tiga kali atau ganjil sampai bersih sesuai dengan kebutuhan. 

'Aisyah r.a. menceritakan bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam membersihkan kemaluannya sebanyak tiga kali. Ibnu Umar Radhiyallahu 'Anhu berkata:

"Kami pun melakukan petunjuk beliau dan kami dapati hal itu sebagai obat dan kesucian." (HR Ibnu Majah)

"Jika salah seorang dari kamu beristijmar maka lakukanlah sebanyak tiga kali." (HR Imam Ahmad)

Demikian Adab Buang Air atau Buang Hajat dalam Islam. Wallahu a’lam bish-shawabi.*

Friday, November 17, 2017

Mengenal ‘Ainul Mardhiyah, Bidadari Tercantik untuk Pejuang di Jalan Allah SWT

Mengenal ‘Ainul Mardhiyah, Bidadari Tercantik untuk Pejuang di Jalan Allah SWT
IKHWAN perindu surga tentunya mengenal nama ‘Ainul Mardhiyah. Ainul Mardiyah adalah nama seorang bidadari paling cantik di surga.

Secara harfiyah, ‘Ainul Mardiyah adalah “mata yang diridhai” atau “mata yang disukai”.

Grup nasyid asal Malaysia, You and I See (Unic), dalam nasyid berjudul Ainul Mardiyah menyebutnya sebagai "pembakar semangat perwira yang rela berkorban demi agama, jadi taruhan berjuta pemuda yang bakal dinobat sebagai syuhada".

Diceritakan dalam suatu kisah yang dipaparkan Al-Yafi’i dari Syeikh Abdul Wahid bin Zahid:

Suatu hari ketika kami sedang bersiap berangkat perang. Aku meminta beberapa teman untuk membaca sebuah ayat. Salah seorang lelaki tampil sambil membaca ayat Surah At-Taubah:111:

إِنَّ اللّٰهَ اشْتَرٰى مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ أَنْفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَۗ 

“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka”

Selesai ayat itu dibaca, seorang remaja berusia sekitar 15 tahun bangkit dari tempat duduknya. Anak muda ini anak orang kaya. Ia baru saja mendapat harta warisan cukup besar dari ayahnya yang telah meninggal.

Ia berkata:”Wahai Abdul Wahid, benarkah Allah membeli dari orang-orang mu’min diri dan harta mereka dengan sorga untuk mereka?”

“Ya, benar, anak muda!” kata Abdul Wahid. Anak muda itu melanjutkan:”Kalau begitu saksikanlah, bahwa diriku dan hartaku mulai sekarang aku jual dengan surga.”

Anak muda itu lalu mengeluarkan semua hartanya untuk disedekahkan bagi perjuangan jihad fi sabilillah. Hanya kuda dan pedangnya yang tidak disedekahkan.

Ketika pasukan akan segera berangkat, anak muda itu datang lebih awal. Dialah orang yang pertama kali kulihat. Dalam perjalanan ke medan perang pemuda itu kuperhatikan siang berpuasa dan malamnya dia bangun untuk beribadah. Dia rajin mengurus unta-unta dan kuda tunggangan pasukan serta sering menjaga kami bila sedang tidur.

Sewaktu sampai di daerah Romawi dan kami sedang mengatur siasat pertempuran, tiba-tiba dia maju ke depan medan dan berteriak: ”Hai, aku ingin segera bertemu dengan Ainul Mardhiyah…!” Kami menduga ia mulai ragu dan pikirannya kacau. Kudekati dan kutanyakan siapakah Ainul Mardiyah itu.

Ia menjawab: “Tadi sewaktu aku sedang mengantuk, selintas aku bermimpi.

Seseorang datang kepadaku seraya berkata: “Pergilah kepada ‘Ainul Mardiyah.” Ia juga mengajakku memasuki taman yang di bawahnya terdapat sungai dengan air yang jernih dan di pinggirnya nampak para bidadari duduk berhias dengan mengenakan perhiasan-perhiasan indah. Manakala melihat kedatanganku, mereka bergembira seraya berkata: “Inilah suami ‘Ainul Mardhiyah…”

“Assalamu’alaikum” kataku bersalam kepada mereka. “Adakah di antara kalian yang bernama Ainul Mardhiyah?” Mereka menjawab salamku dan berkata: “Tidak, kami ini adalah pembantunya. Teruskanlah langkahmu!”

Beberapa kali aku sampai pada taman-taman yang lebih indah dengan bidadari yang lebih cantik, tapi jawaban mereka sama, mereka adalah pembantunya dan menyuruh aku meneruskan langkah.

Akhirnya aku sampai pada kemah yang terbuat dari mutiara berwarna putih. Di pintu kemah terdapat seorang bidadari yang sewaktu melihat kehadiranku dia nampak sangat gembira dan memanggil-manggil yang ada di dalam: “Hai ‘Ainul Mardhiyah, ini suamimu datang …!”

Ketika aku dipersilakan masuk, kulihat bidadari yang sangat cantik duduk di atas sofa emas yang ditaburi permata dan yaqut. Waktu aku mendekat dia berkata: “Bersabarlah, kamu belum diizinkan lebih dekat kepadaku, karena ruh kehidupan dunia masih ada dalam dirimu.”

Anak muda melanjutkan kisah mimpinya: “Lalu aku terbangun, wahai Abdul Hamid! Aku tidak sabar lagi menanti terlalu lama”.

Belum lagi percakapan kami selesai, tiba-tiba sekelompok pasukan musuh terdiri sembilan orang menyerbu kami. Pemuda itu segera bangkit dan melabrak mereka. Selesai pertempuran, aku mencoba meneliti, kulihat anak muda itu penuh luka di tubuhnya dan berlumuran darah. Ia nampak tersenyum gembira, senyum penuh kebahagiaan, hingga ruhnya berpisah dari badannya untuk meninggalkan dunia.

Demikianlah kisah perindu surga yang akan bertemu bidadari tercantik di surga bernama Ainul Mardiyah karena berjuang di jalan Allah (jihad fi sabilillah).

(Sumber: Irsyadul 'Ibad Ila Sabilir Rosyad lisy Syaikh Zainuddin bin Abdul Azizi bin Zainuddin al-Malibari. Terjemah: H. Salim Bahreisy ).*